Rejang Lebong, (Radar Lembak) – Pengerjaan proyek Rehabilitas dan Renovasi Prasarana Sekolah SD N 65 Rejang Lebong Desa Lubuk Alai, Kecamatan Sidang Beliti Ulu, Kabupaten Rejang Lebong terkesan merugikan warga setempat.
Pada tahun 2022 Dinas PUPR Provinsi Bengkulu melalui Direktorat Jendral Cipta Karya telah menganggarkan Rehabilitas dan Renovasi Prasarana Sekolah gedung SD N 65 Rejang Lebong dengan menggunakan APBN tahu 2022-2023 sebesar Rp 1,790,185,038,36 milyar.
Diketahui proyek milyaran ini di kerjakan oleh PT. Persada Bakti Mandiri, dengan nomor kontrak HK.02.03-CB7/PPK PS dan BPB/569 dengan tanggal kontrak 14 Juni 2022, dengan waktu pelaksanan selama 300 hari kalender.
Besarnya anggaran yang keluarkan oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu, demi mensejahterakan dunia pendidikan diduga tidak memperhatikan lingkungan setempat dan kesejahteraan para pekerja.
Menurut Yono warga Desa Lubuk Alai mengatakan dari sebanyak bangunan itu masih ada berapa titik yang belum selsai di kerjakan, siring dibelakang gedung perpustakaan, pemasangan pipa ruang WC, kaca perpustakaan yang pecah, dan ada lagi sebagian lampu yang sudah terpasang sudah lepas.
“Belum di lakukannya finishing akhir sehingga bekas sisa bangunan masi berserakan ini mengancam keselamatan anak-anak di sekolah,” kata Yono (03/4/2023).
Diketahui saat ini para pekerja itu belum full menerima upahnya. Bahkan sudah satu bulan pihak kontraktor belum melunasi upah para pekerja.
“Yang lebih parah lagi upah tukang sampai hari ini masih belum juga di lunasi oleh kontraktor sebesar Rp 4,000,000 juta rupiah lebih,” kata Yono.
Ditempat yang berbeda Sekretaris Desa Lubuk Alai, Dedi Candra, SE, membenarkan adanya pengerjaan proyek di Desanya. Menurut Dedi proyek tersebut memperbaiki SD N 65 Rejang Lebong tapi masih banyak perkejaan yang belum di kerjakan.
Disebut Dedi, salah satu pekerjaan yang belum diselesaikan ialah timbunan di belakang gedung sekolah antara pagar dan bangunan, sebab kalau tidak ditimbun di khawatirkan saat ujan air akan tergenang dan bisa saja mengakibatkan banjir.
Saat ini, jalan milik desanya juga ikut rusak akibat pengerjaan proyek itu, “Jalan milik desa yang panjang 40 m lebar 2.5 m rusak, sampai saat ini belum di perbaiki oleh pihak kontraktor, kita tegaskan supaya pihak kontraktor, segerah menyelesaikan pekerjaan yang belum diselesaikan,” ucap Dedi Candra. (Mawid)